Sabtu, 29 November 2014

STIE KBP dan AKBP Padang, Wisuda 30 Lulusan S2



POSMETROGLOBAL,CO.ID—Ada pernyataan yang menarik dari Djamarin, SH, MH yang mewakili Koordinator Kopertis Wilayah X pada wisuda lulusan Periode II Akademi  Keuangan dan Perbankan “Pembangunan” Sekolah Tinggi Ilmu Ekonomi “Keuangan, Perbankan dan Pembangunan”. Dimana, pihak kopertis ingin melihat jayanya STIE KBP Padang seperti beberapa tahun lalu. Sebab, menurutnya STIE KBP padang, dulunya merupakan sebuah perguruan tinggi yang punya reputasi bagus di wilayah Sumatera Barat, bahkan sampai-sampai ke Riau dan Jambi.
Hal itu diungkapkan Djamarin, SH, MH dalam kata sambutannya pada wisuda Lulusan Periode II Sekolah Tinggi Ilmu Ekonomi dan Perbankan yang dilaksanakan di salah satu hotel berbintang di Kota Padang.
Menurut Djamarin, baru berdiri saja beberapa tahun STIE KBP sudah punya nama besar di kancah pendidikan nasional, khususnya di Sumatera Barat di erah tahun 80 an. Punya banyak mahasiswa dan punya kemampuan yang mumpuni menciptakan manusia-manusia handal dibidangnya. Apalagi lulusan, STIE KBP sangat ditunggu oleh dunia kerja, baik dulu maupun sekarang dan bahkan untuk masa mendatang, sebab STIE KBP bukan hanya menciptakan manusia handal daam bidang ekonomi akan tetapi juga mampu menciptakan manusia ahli dibidang perbankan, jadi kehadiran perguruan tinggi ini sebetulnya sangat strategis dalam menciptakan manusia-manusia hebat dibidang perekonomian, tegas Djamarin.
Pada wisuda Lulusan Periode II STIE KBP padang seperti dilaporkan ketua STIE KBP, Drs. Syarief Ali, MA ada sebanyak 10 orang untuk Diploma 3, (D3), Jenjang Pendidikan S1 sebanyak 58 orang dan S2 sebanyak 30 orang. Ikut memberikan kata sambutan pada wisuda Lulusan periode II ini, Direktur AKBP Padang Drs. Ramonavera, M.Hum, Ketua STIE KBP Drs. Syarief Ali, MA dan ketua yayasan Drs. Daswir Siddik, SH, MH. (musniati)

Rabu, 26 November 2014

Peringatan HUT PGRI ke 69 di Kecamatan Gasan Berlangsung Khidmat

BT, GASAN-- Upacara peringatan HUT PGRI ke 69 tingkat Kecamatan Batang Gasan, Kabupaten Pasang Pariaman, Selasa (25/11/2014) berlangsung khidmat. Upacara dipusatkan di lapangan Pasar Baru Gasan, bertindak sebagai inspektur Upacara Camat Kecamatan Batang H. Yusmanda, SE, M.Pd.
Dalam kesempatan itu, Yusmanda membacakan amanat tertulis Ketua PB PGRI Pusat  Sulistyo yang dimulai dengan sejarah berdiri PGRI sebagai organisasi Sebagai penghormatan kepada guru, Pemerintah Repoblik Indonesia melalui Kepres nomor 78 tahun 1994 tentang penetapan tanggal 25 November sebagai Hari Guru Nasional, yang dikuatkan oleh UU No. 14 Tahun 2005 tentang Guru dan Dosen, serta PP No.74 Tahun 2008 tentang Guru .
Guru merupakan pendidik profesional dengan tugas utama mendidik, mengajar, membimbing, mengarahkan, melatih, menilai, dan mengevaluasi peserta didik pada jenjang pendidikan anak usia
dini, dasar, dan menengah. Aktualitas fungsi guru sebagai tenaga profesional merupakan prasyarat untuk meningkatkan kualitas proses pembelajaran. 
Sebagai tenaga profesional, guru berperan dalam mewujudkan tujuan pendidikan nasional. Tujuan pendidikan nasional adalah untuk mengembangkan potensi peserta didik agar menjadi manusia yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri, serta menjadi warga negara yang demokratis dan bertanggungjawab. 
 Kemajuan suatu bangsa tergantung dari besarnya perhatian dan upaya bangsa yang  bersangkutan dalam mendidik generasi muda. Jika anak bangsa memperoleh kesempatan yang seluas- luasnya untuk mengembangkan bakat dan kecakapannya, mendalami pengetahuan, serta mengembangkan disiplin, dan watak. Meningkatkan peran strategis guru dalam membangun sikap, ketrampilan dan pengetahuan melalui Implementasi. Meningkatkan peran strategis guru dalam membangun sikap, ketrampilan dan pengetahuan melalui Implementasi. 
Tujuan dari peringatan HUTRI PGRI tahun ini adalah :1) Meningkatkan peran strategis guru  dalam membangun sikap, ketrampilan dan pengetahuan   melalui Implemen Kurikulum 2013. 2) Meneladani semangat dan dedikasi guru sebagai pendidik profesional.bermutu dalam peningkatan mental bangsa. 3) Meningkatkan kesadaran  dan kepedulian masyarakat akan  pentingnya kedudukan dan peran strategis guru dalam membangun bangsa Indonesia yang cerdas, kompetitif, dan bermatabat. (Musniati)

.

Selasa, 25 November 2014

Mendikbud Siap Perjuangkan Guru Honorer



JAKARTA, POSMETROGLOBAL,CO.ID—Kata berjawab, gayung bersambut demikianlah yang dilakukan Menteri Pendidikan Dasar-Menengah dan Kebudayaan (Mendikdasmenbud) Anies Baswedan soal pernyataan ketua BP PGRI kemarin yang meminta pemerintah untuk memperhatikan tenaga guru honorer, karena pemerintah melakukan moratorium PNS.
Menjawab pernyataan itu, menteri berjanji siap memperjuangkan kesejahteraan guru honorer. "Insya-Allah, bisa. Itu inisiatif dari Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (Kemdikbud) koordinasi dengan Kementerian Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi (Kemenpan RB)," ujarnya setelah peringatan Hari Guru Nasional dan HUT ke-69 PGRI di Jakarta, Selasa (25/11/2014).
Meskipun kesejahteraan guru PNS meningkat, tapi berbanding terbalik dengan kesejahteraan guru honorer. Sebagian besar guru honorer masih mendapat gaji sekitar Rp500.000 per bulan. Hal itu jauh dari pagu yang disebut sejahtera.
"Selama ini memang tidak ada pagunya untuk guru honorer," tambah dia.
Dalam kesempatan tersebut, Anies mengucapkan terima kasih atas pengabdian para guru di Tanah Air.
"Menjadi guru bukanlah pengorbanan. Menjadi guru adalah suatu kehormatan. Ibu dan bapak guru telah memilih jalan yang terhormat, memilih hadir bersama anak-anak pemilik masa depan," jelas dia.

Menurut Anies, pihaknya menyadari masih banyak tanggung jawab pemerintah pada guru yang belum ditunaikan dengan tuntas.
"Kita harus mengakui bahwa bangsa ini belum menempatkan guru sebagaimana seharusnya. Saya percaya, cara kita memperlakukan guru adalah cermin cara kita memperlakukan persiapan masa depan bangsa," terang dia.
Pemerintah di semua level harus menempatkan guru dengan sebaik-baiknya dan menunaikan secara tuntas semua kewajiban bagi guru. Pekerjaan rumah pemerintah, masih banyak mulai dari masalah status kepegawaian, kesejahteraan, dan lainnya. Anies mengajak semua masyarakat untuk turut bekerja sama untuk meningkatkan pendidikan di Tanah Air, karena masyarakat bukanlah penonton dalam pembangunan, melainkan juga pemain yang terlibat dalam pembangunan bersama semua elemen bangsa.

"Saya mengajak semua kalangan, mari terlibat untuk membantu sekolah, guru, madrasah, balai belajar dan taman belajar. Kita terlibat untuk mendorong kemajuan pendidikan," imbuh dia, seperti dilansir antaranews.com, kemarin. (***)

Senin, 24 November 2014

8 Alasan Jadi Guru itu Menyenangk an



Dalam hidup, semua orang melalui proses belajar dan mengajar. Di pekerjaan apapun, tanpa disadari Anda akan mengajari anak buah atau rekan kerja untuk menyelesaikan pekerjaannya. Meski demikian, kenyataannya, tidak semua orang punya keinginan yang kuat untuk menjadikan guru sebagai profesi dalam hidup mereka.
Hal ini tentunya disebabkan oleh banyak faktor, antara lain gaji yang rendah, pekerjaan yang banyak, dan tekanan agar muridnya bisa mendapat nilai bagus dalam ujian.
Padahal sebenarnya, menjadi guru adalah sebuah pekerjaan yang sangat mulia. Di sisi lain, menjadi guru sebenarnya juga bisa menjadi pekerjaan yang paling 'memuaskan' hati. Dilansir dari Divine Caroline, berikut 10 alasan mengapa guru adalah profesi yang paling menyenangkan.
Membangkitkan semangat belajar
Ketika mengajari seseorang tentang sesuatu, mau tak mau Anda juga akan ikut belajar. Anda tak mungkin mengajari orang lain, jika tak menguasai bidang tersebut. Dengan demikian, dengan mengajar, semangat belajar dalam diri juga akan semakin bertambah. Nilai plusnya, Anda juga bertambah pandai.

Berpengaruh dalam kehidupan generasi mendatang
Guru adalah sosok yang digugu dan ditiru. Generasi muda membutuhkan sosok orang yang bisa dijadikan panutan dalam hidup mereka. Selain orang tua, guru adalah orang yang terdekat dengan mereka di sekolah. Selain ilmu tinggi, murid-murid akan mencontoh perilaku baik dan bijak yang dimiliki para guru. Sebagai guru, secara tak langsung Anda juga berpengaruh dalam perilaku dan hidup mereka di masa depan.
Pekerjaan yang tak monoton
Dibanding dengan pegawai kantoran, guru memiliki pekerjaan yang lebih dinamis dan beragam. Setiap hari Anda akan terlibat dengan aktivitas yang berbeda-beda, termasuk dari ucapan lucu para murid, tingkah polah yang menggemaskan, sampai topik pelajaran yang berbeda.

'Bos' di kelas sendiri
Ketika pelajaran dimulai dan pintu kelas sudah ditutup, Anda adalah bos di ruang kelas Anda sendiri. Gurulah yang akan memutuskan apa yang akan terjadi hari itu, dari pelajaran yang akan dimulai, siapa yang akan maju mengerjakan soal di papan, sampai ujian dadakan. Tidak banyak pekerjaan yang memungkinkan Anda untuk bisa memberikan kebebasan seperti itu.
Lebih banyak waktu untuk keluarga
Kehidupan pekerjaan seharusnya bisa seimbang dengan kehidupan keluarga. Seorang pegawai kantoran biasanya mengalami kesulitan untuk punya waktu luang di hari kerja. Sedangkan guru, memiliki jam kerja yang lebih singkat, sesuai dengan jam anak bersekolah.
Waktu libur lebih lama
Seorang guru memiliki waktu libur yang lebih lama. Biasanya waktu libur mereka mengikuti jadwal libur murid-muridnya, misalnya di waktu libur Lebaran, dan libur semester.
Menyalurkan rasa cinta pada anak-anak
Ada banyak orang yang memiliki rasa sayang dan perhatian lebih besar pada anak-anak. Dengan menjadi guru, Anda bisa menyalurkan perasaan sayang ini dengan cara mengajari mereka untuk jadi orang yang lebih baik dalam perkembangan, kehidupan, dan kepandaian.
Hiburan saat suasana hati tak baik
Ada-ada saja tingkah atau perkataan dari murid-murid (khususnya murid TK dan SD) yang bisa memancing gelak tawa Anda. Anak-anak akan mengatakan banyak hal yang lucu dan polos. Mereka pun tak segan untuk mengungkapkan kata yang menyentuh perasaan, misalnya, perasaan sayang kepada guru. Demikian dikutip dari cnn Indonesia.com. (musniati)

Putra Putri Indonesia Jawara di Olimpiade Robot Dunia di Rusia

Jakarta - Bertambah lagi putra-putri negeri yang menyabet prestasi di negeri orang. Kali ini diraih Michael Sutanto (12) dan Natasha Emanuelle (13) menjadi jawara dalam 11th World Robot Olympiad Russia 2014 dalam kategori Elementary.
Dua Anak Baru Gede (ABG) dari Indonesia itu mengusung karya "Robot Roket Launcher". Michael dan Natasha layak jadi juara setelah juri menilai dari segi kreatifitas, timing dan perfect score.
"Michael dan Natasha berhasil mengalahkan tim tangguh lainnya, yakni dari Jepang, Korea, AS, Rusia, Thailand, Malaysia, dan negara-negara lainnya," demikian seperti rilis dari KBRI Moskow yang diterima, Senin (24/11/2014).
Orang tua yang turut mendampingi Michael dan Natasha juga sangat senang dan lega atas prestasi anaknya dan siap berkompetisi lagi tahun depan, yang nanti akan diadakan di Doha, Qatar. Padahal, orang tua sempat khawatir dengan keadaan Michael karena sejak kemarin diserang mimisan dan sakit perut.
"Keberhasilan Michael dan Natasha sangat membanggakan karena setelah menempuh perjalanan yang panjang dapat membawa medali emas untuk dihadiahkan kepada bumi pertiwi," ujar Junaedi, pimpinan rombongan Tim Mikrobot Indonesia.
Indonesia dalam kompetisi ini ikut dalam 5 kategori yang dipertandingkan dalam 11th World Robot Olympiad 2014, antara lain: a) Elementary (Rocket), b) Junior High (Sputnik), c) High School (Space Station), d) Open Category, dan e) Football (Robot Soccer). Peserta Indonesia sebanyak 14 orang yang datang untuk bertanding dalam 11th World Robot Olympiad Russia 2014. Indonesia diwakili oleh Tim Mikrobot Indonesia selaku national partner untuk World Robot Olympiad di Indonesia.
Sementara untuk kategori lainnya, yaitu kategori Junior High, High School, Open Category, dan Football, menjadi suatu capaian prestasi karena Indonesia berhasil masuk ke dalam Final Round, 16 besar dalam 11th World Robot Olympiad Russia 2014.
Olimpiade robot ini digelar pada 21-23 November di Kota Sochi, Rusia dan pengumuman pemenang berlangsung pada Minggu (23/11/2014) malam kemarin. Olimpiade Robot Dunia 2014 ini diikuti 58 negara dan sekitar lebih dari 3000 peserta, demikian dikutip dari detikcom. (musniati)