"Ini kan
hanya penghentian sementara untuk kemudian nanti dievaluasi di sekolah-sekolah
percontohan. Nantinya semua sekolah yang pernah mengeluarkan biaya untuk
implementasi Kurikulum 2013 tetap bisa merasakan manfaatnya," kata Musliar
seperti dilansir CNN Indonesia.com, Minggu
(7/12).
Keputusan
dihentikannya penerapan Kurikulum 2013 di sekolah-sekolah menimbulkan
pertanyaan terhadap nasib biaya yang telah dikeluarkan sekolah, terutama,
pengadaan buku dan pelatihan tenaga pengajar. Bahkan tidak sedikit sekolah yang
terpaksa menyalin buku-buku Kurikulum 2013 karena terbatasnya distribusi
buku-buku dari pemerintah.
Namun Musliar
menganggap biaya yang keluar itu tidak menjadi soal besar. "Untuk
buku-buku kan bisa digunakan tahun-tahun selanjutnya setelah evaluasi ini
selesai. Kalau pelatihan guru itu saya kira justru bermanfaat bagi perbaikan
kualitas guru. Jadi tidak ada yang harus merasa dirugikan," ujarnya.
Musliar sendiri menegaskan tidak butuh biaya mahal untuk menerapkan Kurikulum 2013 di sekolah. Perbedaan Kurikulum 2013 dengan Kurikulum 2006 hanya ada pada konten dan metode dari perangkat mata pelajarannya. "Jadi tidak perlu fasilitas yang wah. Semua sekolah bisa menerapkannya," ujarnya.
Menbuddikdasmen Anies Baswedan sebelumnya telah memutuskan untuk menghentikan pelaksanaan Kurikulum di seluruh Indonesia untuk kemudian diperbaiki dan diterapkan melalui sekolah-sekolah percontohan yang sejak Juli 2013 telah menerapkannya.
Musliar sendiri menegaskan tidak butuh biaya mahal untuk menerapkan Kurikulum 2013 di sekolah. Perbedaan Kurikulum 2013 dengan Kurikulum 2006 hanya ada pada konten dan metode dari perangkat mata pelajarannya. "Jadi tidak perlu fasilitas yang wah. Semua sekolah bisa menerapkannya," ujarnya.
Menbuddikdasmen Anies Baswedan sebelumnya telah memutuskan untuk menghentikan pelaksanaan Kurikulum di seluruh Indonesia untuk kemudian diperbaiki dan diterapkan melalui sekolah-sekolah percontohan yang sejak Juli 2013 telah menerapkannya.
Implementasi
Kurikulum 2013 itu secara bertahap dan terbatas telah dilakukan pada Tahun
Pelajaran 2013/2014 di 6.221 sekolah yang ada di 295 kabupaten/kota seluruh
Indonesia. Dia menyebutkan, sekolah tersebut terdiri atas 2.598 sekolah dasar,
1.437 sekolah menengah pertama, 1.165 sekolah menengah atas, dan 1.021 sekolah
menengah kejuruan. Padahal, berdasarkan data
Kemenbuddikdasmen,
hingga saat ini sudah ada 208 ribu sekolah yang menerapkan Kurikulum 2013.
Menurut Anies,
hanya sekolah-sekolah percontohan saja yang diwajibkan menjalankan kurikulum
tersebut sebagai tempat untuk memperbaiki dan mengembangkan Kurikulum 2013.
"Bila ada yang merasa tidak siap silakan ajukan pengecualian, tetapi
secara umum semua sudah siap,” kata Anies, Jumat (5/12). (***)